1. News
  2. Internasional

Kabul Desak Iran dan Pakistan Perlakukan Pengungsi Afghanistan Secara Manusiawi

Hanin Mazaya
Selasa, 1 Juli 2025 / 6 Muharram 1447 15:02
Kabul Desak Iran dan Pakistan Perlakukan Pengungsi Afghanistan Secara Manusiawi
(Foto: Tolo News)

KABUL (Arrahmah.id) – Kementerian Pengungsi dan Repatriasi mengatakan bahwa mereka telah melakukan pembicaraan dengan para pejabat Pakistan dan Iran untuk mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi oleh para pengungsi Afghanistan.

Menurut para pejabat kementerian, persiapan komprehensif sedang dilakukan untuk menerima para pengungsi yang kembali dari kedua negara tersebut, lansir Tolo News (1/7/2025).

Abdul Mutalib Haqqani, juru bicara Kementerian Pengungsi dan Pemulangan, mengatakan: “Kami telah meminta mereka dan kami berharap mereka memperlakukan para pengungsi dengan sabar dan tidak memaksa mereka untuk kembali secara paksa. Sebaliknya, mereka harus diberi waktu dan kondisi harus difasilitasi untuk kembali secara sukarela.”

Sementara itu, Senin (30/6) menandai batas waktu bagi para pengungsi Afghanistan untuk tetap tinggal secara legal di Pakistan, yang semakin meningkatkan kekhawatiran mereka.

Para pengungsi Afghanistan di Pakistan meminta perpanjangan masa tinggal mereka.

Shabana Mansoor, seorang pengungsi Afghanistan di Pakistan, mengatakan: “Hari ini adalah batas waktu terakhir bagi para pemegang kartu PoR (Bukti Registrasi) di Pakistan. Sayangnya, belum ada keputusan akhir yang dibuat oleh pemerintah Pakistan atau otoritas terkait.”

Atiqullah, seorang pengungsi Afghanistan lainnya di Pakistan, mengatakan: “Terlepas dari kenyataan bahwa pengungsi Afghanistan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Pakistan, mereka masih terus mengalami penangkapan dan deportasi paksa. Hari ini, batas waktu kartu PoR telah habis, dan sayangnya, para pengungsi Afghanistan masih tidak yakin akan masa depan mereka.”

Zamari, seorang penduduk distrik Karukh di provinsi Herat, yang dideportasi secara paksa dari Iran bersama dengan sembilan anggota keluarganya setelah bertahun-tahun tinggal di kota-kota Iran, menceritakan pengalamannya tentang penganiayaan oleh polisi Iran: “Kami tidak memiliki kemampuan finansial dan tidak dapat menemukan pekerjaan atau tempat tinggal untuk bertahan hidup di sana. Sekarang, kami bahkan tidak mampu menyewa rumah di sini-kami terpaksa menempati rumah lumpur kecil dan melihat apa yang akan terjadi.”

Tazagul Khan, yang dideportasi dari Iran, mengatakan: “Di Iran, orang Afghanistan tidak pernah dipandang sebagai manusia. Meskipun kami memiliki kartu identitas, ketika polisi datang, mereka merobek-robeknya.”

Sementara itu, sebelas organisasi internasional baru-baru ini melaporkan bahwa sejak awal tahun ini hingga 24 Mei, lebih dari 177.000 pengungsi Afghanistan telah kembali dari Pakistan. (haninmazaya/arrahmah.id)