(Arrahmah.id) – Dalam sebuah wawancara podcast dengan situs Amerika The Daily Beast, mantan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton berbicara tentang alasan mengapa banyak orang, termasuk dirinya, menganggap Presiden Amerika Donald Trump sebagai negosiator terburuk di dunia.

Mantan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton
Bolton, yang menjabat sebagai penasihat keamanan nasional di pertengahan periode pertama Trump, menjelaskan kepada pembawa acara podcast Joanna Coles bahwa Trump “biasanya tidak membaca materi briefing yang disusun oleh staf Dewan Keamanan Nasional AS dengan kontribusi dari semua lembaga dan instansi terkait. Materi ini dipersiapkan dengan hati-hati, dan saya yakin dalam banyak kasus ia tidak membacanya sama sekali.”
Bolton kemudian membandingkan Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan puncak terakhir mereka di Alaska, dengan mengatakan bahwa Putin tampil spontan dan dalam kondisi terbaik, berbeda dengan Trump.
Sulit Mengatur Sesi
Bolton menambahkan bahwa dirinya pernah memberi penjelasan kepada Trump menjelang pertemuan penting lainnya dengan Putin pada 2018, namun ia menghadapi berbagai kesulitan dalam proses itu.
Ia mencontohkan bagaimana sulitnya mengatur sesi briefing sebelum keberangkatan dari Washington, dan menyebutkan pengalaman di pesawat kepresidenan saat perjalanan dari Skotlandia menuju Finlandia pada Juli 2018.
Bolton berkata: “Selama penerbangan itu saya memberi penjelasan kepadanya tentang isu-isu senjata strategis dan negosiasi dengan Rusia, tetapi ia sedang menonton pertandingan final Piala Dunia antara Prancis dan Kroasia, sehingga sangat sulit untuk menarik perhatiannya.”
Terkait pertemuan puncak di Alaska pada Jumat lalu, Bolton menambahkan bahwa Putin segera memulai percakapan begitu bertemu Trump, kemudian keduanya menaiki mobil kepresidenan, yang memberi kesempatan bagi Putin untuk berbicara beberapa menit secara pribadi.
Bolton: Trump Biasanya Tidak Membaca Apa yang Ditulis Staf Pemerintah dalam Persiapan Pertemuan
Keberhasilan Putin
Bolton menjelaskan bahwa setelah konferensi pers yang menyusul pertemuan di Alaska, ia mendapat kesan kuat bahwa Putin merasa pertemuan itu sangat sukses, sementara Trump tampaknya tidak merasakan hal yang sama.
Ketika ditanya tentang perbedaan antara Trump di periode pertamanya dan sekarang, Bolton mengungkapkan bahwa Trump terkadang mencampuradukkan nama-nama. Namun ia menambahkan, “tidak seharusnya hal itu ditafsirkan secara berlebihan.”
Ia mencontohkan, “Kadang ia memanggil saya dengan nama Michael. Ada yang mengira ia mencampuradukkan saya dengan penyanyi Michael Bolton, tetapi saya pikir ia justru salah membedakan saya dengan Michael Pompeo, Menteri Luar Negeri.”
(Samirmusa/arrahmah.id)