1. News
  2. Nasional

Istana Buka Suara soal Usulan Makan Bergizi Gratis Jadi Bantuan Tunai

Ameera
Sabtu, 20 September 2025 / 28 Rabiul awal 1447 09:06
Istana Buka Suara soal Usulan Makan Bergizi Gratis Jadi Bantuan Tunai

JAKARTA (Arrahmah.id) – Usulan mengubah skema program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemberian langsung di sekolah menjadi bantuan uang tunai kembali mencuat.

Gagasan ini dinilai bisa memberi keleluasaan bagi orang tua siswa untuk menyiapkan makan siang bergizi bagi anaknya di rumah.

Namun, pemerintah menegaskan skema pemberian makan langsung di sekolah saat ini tetap menjadi pilihan terbaik.

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyebut setiap ide yang muncul patut diapresiasi, tetapi pemerintah bersama Badan Gizi Nasional (BGN) masih menilai pola distribusi makanan di sekolah sebagai opsi paling ideal.

“Ide kan banyak, bukan berarti ide tidak baik, tapi konsep yang sekarang dijalankan dianggap oleh pemerintah dan BGN yang terbaik untuk dikerjakan,” ujar Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (19/9/2025).

Meski demikian, Prasetyo tidak menutup kemungkinan adanya evaluasi program. Ia mengatakan, jika ditemukan catatan atau masalah, pemerintah siap memperbaikinya.

“Kalau nanti ada catatan ya kita akui dan kita perbaiki,” tambahnya.

Latar Belakang Usulan

Dorongan untuk mengubah MBG menjadi bantuan tunai sebelumnya disampaikan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDIP, Charles Honoris.

Ia menilai banyaknya kasus keracunan siswa penerima MBG disebabkan lemahnya penerapan standard operating procedure (SOP) di tingkat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Charles mengungkapkan, proses penyediaan makanan sering dilakukan sejak malam hingga dini hari, lalu baru disajikan kepada siswa menjelang siang.

Menurutnya, rentang waktu yang panjang meningkatkan risiko kontaminasi bakteri.

“Rata-rata persiapan bahan baku dilakukan pukul 23.00, dimasak pukul 04.00, dibungkus pukul 07.00, sementara baru dihidangkan pukul 11.00–12.00 WIB. Risiko makanan terkontaminasi bakteri jadi sangat tinggi,” ungkap Charles.

Selain itu, ia juga mendorong agar BGN mencoba pola distribusi lain, termasuk opsi memberikan uang langsung kepada orang tua siswa.

Dengan begitu, kata Charles, keluarga dapat lebih leluasa menyediakan makanan bergizi sesuai kebutuhan anak masing-masing.

“Bahkan opsi memberikan uang kepada orang tua murid misalnya. Sehingga orang tua murid bisa menyediakan makanan sendiri untuk anak-anaknya,” ujarnya.

Meski pemerintah menegaskan tetap melanjutkan skema pemberian makan langsung, Prasetyo menekankan setiap masukan dari publik maupun parlemen akan ditampung.

Ia memastikan evaluasi terhadap program MBG akan terus dilakukan agar tujuan utama, yakni meningkatkan gizi anak sekolah, dapat tercapai tanpa menimbulkan masalah di lapangan.

(ameera/arrahmah.id)