1. News
  2. Internasional

‘Israel’ Tolak Usulan Gencatan Senjata Hamas

Hanoum
Diperbaru: Senin, 7 Juli 2025 / 12 Muharram 1447 04:46
‘Israel’ Tolak Usulan Gencatan Senjata Hamas

TEL AVIV (Arrahmah.id) — Perdana Menteri (PM) ‘Israel’, Benjamin Netanyahu tak setuju dengan permintaan kelompok perlawana Palestina Hamas untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza. Meski begitu ia tetap mengirimkan negosiator ke Qatar untuk pembicaraan gencatan senjata dan pembebasan sandera ‘Israel’.

Pengiriman delegasi negosiator ‘Israel’ tersebut dilakukan Ahad (6/7/2025).

Dilansir BBC (6/7), Kantor Netanyahu mengungkapkan, PM ‘Israel’ menerima undangan untuk negosiasi, meski merasa perubahan rencana yang diminta Hamas ke mediator di Qatar, Amerika Serikat (AS), dan Mesir tidak dapat diterima.

Sebelumnya, pada Jumat (4/7/2025), Hamas mengungkapkan telah memberikan respons positif untuk proposal gencatan senjata.

Kelompok perlawanan Palestina itu juga mengaku siap bernegosiasi.

Meski begitu, pejabat Palestina mengungkapkan Hamas mengajukan permintaan, termasuk kepastian penyerangan tak akan berlanjut jika gencatan senjata permanen gagal tercapai.

Pada Sabtu (5/7), Kantor PM ‘Israel’ pada pernyataannya mengungkapkan perubahan yang diinginkan Hamas untuk gencatan senjata tak bisa diterima oleh ‘Israel’.

“Terkait penilaian situasi, PM Benjamin Netanyahu telah memerintahkan agar undangan untuk perundingan jarak dekat diterima, dan agar kontak untuk pengembalian sandera kami, berdasarkan proposal Qatar yang disetujui Israel, dilanjutkan. Tim negosiator akan berangkat besok (hari ini),” bunyi pernyataan mereka.

Sebelumnya, pejabat ‘Israel’ telah melakukan pengarahan ke media lokal ada yang bisa dikerjakan dari respons Hamas.

Di Gaza, Badan Pertahanan Sipil Hamas mengatakan, serangan udara dan penembakan militer ‘Israel’ telah membunuh 35 warga Palestina, Sabtu (5/7).

Tujuh orang terbunuh, termasuk seorang dokter dan tiga anaknya.

Menurut Rumah Sakit di dekat Kota Khan Younis, mereka terbunuh setelah tendanya di Al-Mawasi dibombardiri.

Sedangkan dua pegawai AS dari Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang kontroversial dan didukung ‘Israel’ dan AS, dilaporkan terluka karena serangan granat dari lokasi mereka di area Khan Younis.

Pemerintah ‘Israel’ dan AS keduanya menyalahkan Hamas atas serangan itu, yang mana tak mengomentari tuduhan tersebut. (hanoum/arrahmah.id)