GAZA (Arrahmah.id) – Militer ‘Israel’ mengumumkan dimulainya tahap awal serangan ke Kota Gaza dalam operasi yang mereka namai “Kereta Gideon 2”. Serangan udara dan artileri menghantam kawasan Zeitoun, sementara rumah sakit di Gaza melaporkan sedikitnya 81 warga Palestina gugur akibat serangan ‘Israel’ di berbagai wilayah Jalur Gaza.
Juru bicara militer ‘Israel’, dalam konferensi pers Rabu malam (20/8/2025), mengatakan pasukan kini berada di pinggiran Kota Gaza dan akan memperdalam operasi dengan unit elite. Ia menegaskan bahwa tahap kedua dari operasi Kereta Gideon telah dimulai atas perintah politik.
Sementara itu, Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu dijadwalkan menggelar konsultasi di markas komando selatan bersama Kepala Staf dan sejumlah menteri pada hari ini Kamis (21/8), untuk meresmikan rencana akhir pendudukan Kota Gaza.
Namun, media ‘Israel’ Yedioth Ahronoth menyinggung adanya ketegangan antara militer dan pemerintah terkait penamaan operasi ini. Disebutkan bahwa Kepala Staf menandai operasi ini “bukanlah invasi besar yang sudah disetujui kabinet.”
Di saat bersamaan, radio ‘Israel’ melaporkan bahwa militer mulai memanggil tambahan 60.000 pasukan cadangan. Mereka akan bergabung dengan 70.000 pasukan cadangan lain yang sudah dipanggil dua pekan lalu untuk persiapan invasi.
Seorang pejabat militer ‘Israel’ kepada stasiun ABC News mengaku ada kekurangan pasukan sekitar 10.000–12.000 orang. Karena itu, ‘Israel’ bahkan menyerukan kepada komunitas Yahudi di luar negeri untuk membantu menutup kekurangan tersebut.
Operasi Kejutan al-Qassam
Di sisi lain, perlawanan Palestina melancarkan operasi besar pada hari yang sama. Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, mengerahkan satu unit infanteri penuh menyerang posisi militer ‘Israel’ di timur Khan Yunis, Gaza selatan.
Menurut keterangan al-Qassam, serangan itu berlangsung beberapa jam, menewaskan sejumlah tentara ‘Israel’, termasuk menembak mati komandan tank. Salah satu pejuang juga melakukan aksi bom syahid yang menghantam pasukan penyelamat ‘Israel’.
Militer ‘Israel’ membenarkan serangan itu berasal dari pejuang yang muncul lewat terowongan bawah tanah. Seorang tentaranya luka parah, sementara media ‘Israel’ mengkritik kegagalan intelijen karena tidak bisa mengantisipasi serangan itu.
Situs berita Walla menambahkan, sebelum serangan di Khan Yunis, sudah ada upaya serupa dua hari lalu di Beit Hanoun, Gaza utara, di mana 8 pejuang mencoba menculik tentara ‘Israel’.
Di waktu yang sama, Brigade al-Quds, sayap militer Jihad Islam, menayangkan rekaman saat mereka menghantam markas militer ‘Israel’ di dalam Sekolah al-Furqan, kawasan Zeitoun, menggunakan mortir.
Zeitoun Jadi Sasaran Utama
Serangan ke kawasan Zeitoun di Gaza selatan kini memasuki hari ke-11. Menurut Pertahanan Sipil Gaza, lebih dari 450 rumah dan bangunan hancur di wilayah itu dalam beberapa hari terakhir.
Pertahanan Sipil memperingatkan dampak kemanusiaan yang semakin parah, dengan banyak warga terjebak dan terus mengirimkan panggilan darurat. Situasi paling kritis terjadi di kawasan Zeitoun, Sabra, Jabalia (utara), serta Khan Yunis (selatan).
Rumah sakit Gaza mencatat sedikitnya 81 korban jiwa sejak Rabu dini hari (20/8), termasuk 30 orang yang sedang menunggu bantuan. Dalam satu pembantaian, 12 orang tewas akibat serangan ‘Israel’ terhadap warga yang sedang mengamankan distribusi bantuan di jalur Zikim, Gaza utara.
Sementara itu, di kawasan Sheikh Radwan, Kota Gaza utara, empat warga gugur akibat serangan udara ‘Israel’. (zarahamala/arrahmah.id)