TEL AVIV (Arrahmah.id) – “Israel” telah meluncurkan satelit pengintaian militer baru sebagai bagian dari upaya untuk memperluas kemampuan pengawasannya di Timur Tengah, termasuk di Iran dan Yaman, Anadolu melaporkan.
Kementerian Pertahanan “Israel” pada Rabu (3/9/2025) mengatakan bahwa satelit tersebut telah ditempatkan di orbit pada Selasa malam dengan roket Shavit dari “Israel” tengah di bawah program luar angkasa militer negara itu.
Dilengkapi dengan teknologi radar canggih, satelit ini akan menyediakan layanan observasi sepanjang waktu dan dalam segala cuaca. Para pejabat mengatakan peluncuran ini merupakan bagian dari rencana yang lebih luas untuk menyebarkan konstelasi satelit kecil yang mampu mendeteksi peluncuran rudal dan memantau aktivitas pengembangan nuklir dan senjata di wilayah tersebut.
Peluncuran baru ini menyusul serangkaian satelit mata-mata “Israel” yang telah lama beroperasi, yang digambarkan sebagai tulang punggung intelijen luar angkasa militer negara itu. Satelit terakhir dalam program ini, Ofek 13, diluncurkan pada Maret 2023, sementara satelit komunikasi sipil, Doror 1, telah mengorbit bulan lalu.
Peluncuran ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan regional terkait perang “Israel” yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, tempat lebih dari 63.700 orang telah tewas sejak Oktober 2023.
Pada Juni, “Israel” melancarkan serangan mendadak terhadap Iran, yang menargetkan fasilitas militer, nuklir, dan sipil serta komandan militer senior dan ilmuwan nuklir.
Teheran membalas dengan serangan rudal dan pesawat nirawak, sementara AS mengebom tiga fasilitas nuklir Iran. Konflik 12 hari tersebut terhenti berkat gencatan senjata yang disponsori AS yang mulai berlaku pada 24 Juni.
“Israel” juga melancarkan serangan udara di Yaman sebagai balasan atas serangan rudal dan pesawat nirawak Houtsi terhadap target-target “Israel” atas serangan Tel Aviv di Gaza. (haninmazaya/arrahmah.id)