GAZA (Arrahmah.id) – Armada kemanusiaan Global Sumud Flotilla yang berangkat menuju Gaza dicegat pasukan ‘Israel’ di perairan internasional pada Rabu (1/10/2025) malam. Sebanyak 497 aktivis dari 46 negara dilaporkan ditahan.
Konvoi terdiri atas 50 kapal dengan lebih dari 500 aktivis, di antaranya tokoh lingkungan Greta Thunberg dan anggota parlemen Afrika Selatan Mandla Mandela. Armada mulai memasuki zona berisiko sekitar 120 mil dari pantai Gaza pada Rabu pagi (1/10). Sejumlah drone dan kapal tak dikenal terpantau mengikuti rombongan.
Malam harinya, tiga kapal: Alma, Sirius, dan Adara, dilaporkan dicegat oleh angkatan laut ‘Israel’. Siaran langsung dari kapal terputus mendadak. Kapal Mikeno disemprot dengan meriam air, sementara kapal Florida ditabrak. Delapan kapal mengalami serangan langsung, dan 14 kapal terpaksa mengirim sinyal darurat.
‘Israel’ menuduh flotilla memiliki keterkaitan dengan Hamas melalui organisasi PCPA dan menyebutnya sebagai misi provokasi politik. Klaim tersebut dibantah keras oleh panitia flotilla, yang menegaskan misi tersebut murni bertujuan kemanusiaan untuk menembus blokade Gaza yang telah berlangsung 18 tahun.
Penahanan ratusan aktivis memicu reaksi global. Ribuan orang turun ke jalan di Paris, Berlin, dan Brussels. Di Italia, buruh pelabuhan menggelar mogok nasional di Genoa. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez mengecam blokade ‘Israel’, sementara Presiden Kolombia Gustavo Petro mengusir diplomat ‘Israel’ dan membatalkan perjanjian perdagangan bebas.
Unjuk rasa juga terjadi di Istanbul, Ankara, Athena, dan Tunis. Pemerintah Meksiko, Australia, dan Irlandia meminta jaminan keselamatan bagi warga negara mereka yang ikut dalam flotilla.
Hingga berita ini dikeluarkan, hampir seluruh aktivis masih ditahan di ‘Israel’, sementara bantuan yang dibawa ke Gaza tertunda. Peristiwa ini menjadikan misi kemanusiaan tersebut berubah menjadi krisis diplomatik internasional. (zarahamala/arrahmah.id)