GAZA (Arrahmah.id) – Kabinet keamanan ‘Israel’ pada Kamis (7/8/2025) menyetujui rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menduduki Kota Gaza, yang mencakup pengusiran puluhan ribu warga sipil Palestina ke kamp-kamp pengungsi di Gaza tengah. Banyak dari mereka sebelumnya telah berulang kali mengungsi akibat serangan militer.
Media ‘Israel’ melaporkan, tahap awal rencana berfokus pada penguasaan penuh Kota Gaza dengan memindahkan sekitar satu juta penduduk ke wilayah selatan. Militer ‘Israel’ juga akan mengambil alih kamp-kamp pengungsi di Gaza tengah. CNN, mengutip sumber ‘Israel’, menyebut tahap pertama ditargetkan selesai pada 7 Oktober 2025, bertepatan dengan dua tahun perang di Gaza.
Sumber lain mengatakan tidak akan ada distribusi bantuan di dalam Kota Gaza, dengan tujuan memaksa warga mengungsi. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa pendudukan total akan membawa “konsekuensi bencana” bagi warga sipil Palestina dan tawanan ‘Israel’ yang masih ditahan di Gaza. Duta Besar Inggris untuk ‘Israel’ menilai langkah ini akan menjadi “kesalahan besar.”
Saat ini, militer ‘Israel’ menguasai sekitar tiga perempat wilayah Gaza. PBB mencatat 87% wilayah berada di zona militer atau dalam perintah evakuasi. Wilayah yang belum diduduki mencakup sebagian pesisir Mediterania dan kamp-kamp pengungsi yang menampung mayoritas warga Gaza setelah rumah mereka hancur.
Reaksi warga menunjukkan rasa takut dan keputusasaan. Mohamed Shabaan, yang rumahnya di kawasan Tuffah hancur total, menyebut rencana itu sebagai “bencana.” Ia menegaskan warga sudah kelaparan dan lelah akibat pengungsian berulang. Aya Naim, seorang janda dengan anak berusia dua tahun, mengatakan ia tak memiliki tempat tujuan atau dana untuk berpindah lagi.
“Kami sudah dipindahkan ke selatan tahun lalu. Tidak ada tempat aman, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada kehidupan,” ujarnya.
Pejabat tinggi PBB Miroslav Jenča menegaskan di hadapan Dewan Keamanan bahwa rencana pendudukan Gaza melanggar hukum internasional dan merupakan prospek yang “sangat mengkhawatirkan.”
Presiden AS Donald Trump berkomentar singkat pada Selasa lalu, menyatakan pengambilalihan Gaza adalah “sepenuhnya urusan ‘Israel’.” (zarahamala/arrahmah.id)