GAZA (Arrahmah.id) – Sebuah investigasi dari BBC mengungkap fakta mengejutkan tentang serangan pasukan ‘Israel’ terhadap anak-anak Palestina di Gaza, menyoroti pola penembakan yang tampaknya disengaja terhadap para korban yang masih berusia belia.
Dari 168 kasus anak-anak Palestina yang ditembak di Gaza yang berhasil dihimpun BBC, sebanyak 95 di antaranya ditembak tepat di bagian kepala atau dada. Dan yang lebih mengerikan, lebih dari dua pertiga dari korban tersebut masih berusia di bawah 12 tahun.
Data ini dikumpulkan dari kesaksian langsung warga Palestina, laporan organisasi HAM, catatan medis, foto dan video, serta hasil pemindaian dan catatan harian. Fakta-fakta ini bukan sekadar angka, tapi serpihan tragedi dari kehidupan yang dihancurkan sebelum sempat tumbuh.
Saksi mata menyebutkan bahwa 57 anak ditembak langsung oleh tentara ‘Israel’. Sementara untuk 36 kasus lainnya, BBC tidak menemukan laporan atau penjelasan apa pun tentang apa yang sebenarnya terjadi, seolah-olah nyawa anak-anak ini lenyap dalam diam.
Anak-anak Tewas di “Zona Aman”
Dalam laporan tersebut, BBC menyoroti kisah tragis Layan, balita dua tahun yang ditembak mati bersama ayahnya. Ada juga Mira, bocah enam tahun yang ditembak oleh penembak jitu ‘Israel’ di punggungnya, tepat di area yang diklaim militer ‘Israel’ sebagai “koridor aman”.
Investigasi menemukan bahwa sebagian anak ditembak saat mencoba melarikan diri dari zona perang. Tapi banyak juga yang justru ditembak ketika sedang bermain di luar tenda mereka, di wilayah yang disebut-sebut sebagai zona kemanusiaan dan evakuasi yang ditetapkan oleh militer ‘Israel’ sendiri.
Rangkaian kasus ini terjadi antara Oktober 2023 hingga Juli 2025, artinya kekejaman ini berlangsung secara konsisten dan sistematis selama hampir dua tahun.
Ketika BBC menyodorkan temuan ini ke pihak militer ‘Israel’, mereka hanya menjawab dengan pernyataan normatif: bahwa “kerugian tak disengaja atau kesalahan dapat terjadi dalam situasi tempur.”
Menanggapi kasus Mira, militer ‘Israel’ bahkan menyatakan: “Tuduhan tentang kerugian, pada dirinya sendiri, tidak otomatis menunjukkan adanya pelanggaran hukum.”
“Satu Kelas Anak Dibunuh Setiap Hari”
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sejak Oktober 2023, sedikitnya 50.000 anak telah tewas atau terluka akibat serangan ‘Israel’.
Lembaga PBB untuk anak-anak Palestina (UNRWA) menyebut militer ‘Israel’ membunuh setara dengan “satu kelas anak-anak setiap hari” di Gaza. Tuduhan ini bukan tanpa dasar, sebab laporan-laporan dan pengakuan terus bermunculan.
Bahkan, dalam pengakuan yang lebih kejam lagi, beberapa tentara ‘Israel’ disebut telah menggunakan anak-anak Palestina sebagai perisai manusia dalam operasi mereka, khususnya untuk mendeteksi bahan peledak.
Yang terjadi di Gaza adalah penghancuran masa depan, satu anak demi satu anak, dengan peluru dan diamnya dunia. (zarahamala/arrahmah.id)