Beliau mewakili mujahidin lain yang seperti dirinya. Kehilangan satu lengan dan satu kaki akibat berperang di jalan Allah tidak membuatnya duduk di belakang dan menjadikannya sebagai udzur, namun sebaliknya beliau tetap setia di garis depan pertempuran menghadapi musuh yang culas dan keji hingga takdirnya kelak tiba.
Tidak ada kekuatan yang menggerakannya kecuali kerinduan akan syahid fi sabilillah, prinsip hidupnya hanya ada dua saja, menang dalam jihad atau syahid di medan pertempuran.
Maka bagaimana bisa kafirin ingin mamadamkan apalagi melenyapkan mereka yang lebih mencintai kematian daripada kehidupan..?