1. News
  2. Internasional

Harga Mahal bagi ‘Israel’, UE Siap Kenakan Lagi Bea Masuk Produk ‘Israel’

Zarah Amala
Rabu, 17 September 2025 / 25 Rabiul awal 1447 11:00
Harga Mahal bagi ‘Israel’, UE Siap Kenakan Lagi Bea Masuk Produk ‘Israel’
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas. (Foto: Uni Eropa, via Wikimedia Commons)

LONDON (Arrahmah.id) – Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, mengonfirmasi bahwa Komisi Eropa sedang mengusulkan penerapan kembali bea masuk terhadap produk ‘Israel’ dengan menangguhkan sebagian dari perjanjian dagang UE–Israel. Hal ini dilaporkan Euronews pada Selasa (16/9/2025).

Dalam wawancara dengan media tersebut, Kallas menyebut total perdagangan UE–’Israel’ pada 2024 mencapai €42,6 miliar, dengan sekitar 37% di antaranya mendapat perlakuan khusus berupa tarif preferensial.

“Itu jumlah yang sangat besar, dan kalau perlakuan khusus itu dicabut, maka biayanya jelas akan sangat tinggi bagi ‘Israel’,” kata Kallas.

Paket Sanksi dan Perlawanan di Tingkat Uni Eropa

Pekan lalu, Presiden Komisi UE Ursula von der Leyen mengajukan “paket langkah” terhadap ‘Israel’, termasuk sanksi terhadap menteri-menteri ekstremis serta penangguhan sebagian perjanjian dagang.

Komisi dijadwalkan meresmikan usulan pada hari ini, namun langkah tersebut masih membutuhkan dukungan mayoritas negara anggota, termasuk salah satu negara besar seperti Jerman atau Italia. Masalahnya, dua negara ini selama ini selalu memblokir langkah serupa di level Uni Eropa.

Kallas menekankan adanya perdebatan sengit di Dewan Urusan Luar Negeri terkait kebuntuan tersebut. “Kalau semua sepakat bahwa situasinya sangat gawat, bencana, dan tak bisa diterima, pertanyaannya: apa yang akan kita lakukan? Kalau langkah ini tidak disetujui, maka alternatifnya harus diajukan,” ujarnya.

Sementara itu, Spanyol meningkatkan tekanannya dengan memanggil kuasa usaha ‘Israel’ pada Selasa (16/9), setelah Menlu ‘Israel’ Gideon Saar menyebut Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez sebagai “antisemit.”

Menlu Spanyol, Jose Manuel Albares, menyatakan keberatan keras atas “ucapan dan sikap yang tak bisa diterima” dari mitranya di Israel. Pernyataan ofensif Saar muncul setelah Sanchez menyerukan agar ‘Israel’ dikeluarkan dari kompetisi olahraga internasional hingga kebrutalan militernya berhenti.

“Kenapa Rusia diusir setelah menyerang Ukraina, sementara ‘Israel’ tidak setelah menyerang Gaza?” tanya Sanchez.

Kritik Pedas dari Inggris dan Swedia

Di London, Menlu Inggris Yvette Cooper menyebut serangan terbaru ‘Israel’ di Gaza “sungguh sembrono dan mengerikan,” seraya mendesak gencatan senjata segera, pembebasan seluruh sandera, serta akses penuh bantuan kemanusiaan.

Di sisi lain, laporan investigasi PBB yang dirilis Selasa (16/9) menyimpulkan bahwa perang ‘Israel’ di Gaza merupakan genosida. “Jelas ada niat untuk menghancurkan rakyat Palestina di Gaza melalui tindakan yang memenuhi kriteria Konvensi Genosida,” kata Navi Pillay, Ketua Komisi Penyelidikan Independen PBB.

Menanggapi laporan tersebut, Menlu Swedia Maria Malmer Stenergard menyerukan tekanan lebih besar terhadap ‘Israel’. “Kami sangat prihatin dengan situasi di Gaza, dan kita harus meningkatkan tekanan pada pemerintah ‘Israel’,” ujarnya dalam konferensi pers bersama Menlu Jerman di Berlin.

Swedia, lanjutnya, mendukung penghentian bagian perdagangan dalam perjanjian asosiasi UE, serta menjatuhkan sanksi pada menteri-menteri ekstremis ‘Israel’. (zarahamala/arrahmah.id)