1. News
  2. Internasional

Hamas Bahas Rencana Trump Bersama Qatar, Mesir, dan Turki

Zarah Amala
Rabu, 1 Oktober 2025 / 9 Rabiul akhir 1447 10:46
Hamas Bahas Rencana Trump Bersama Qatar, Mesir, dan Turki
Trump bertemu dengan para pemimpin Arab dan Muslim di New York sebelum mengumumkan rencananya untuk mengakhiri perang di Gaza (Anadolu Agency)

DOHA (Arrahmah.id) – Sumber yang dikutip Al Jazeera menyebutkan bahwa pejabat dari Qatar, Mesir, dan Turki menggelar pertemuan dengan delegasi Hamas untuk membahas rencana perdamaian yang diumumkan Presiden AS Donald Trump. Dalam pertemuan itu, Hamas menegaskan akan mempelajari proposal tersebut dengan penuh tanggung jawab dan menyampaikan jawaban resmi setelah berkonsultasi dengan faksi-faksi Palestina.

Perdana Menteri sekaligus Menlu Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, mengatakan rencana Trump setidaknya menawarkan tujuan utama yakni menghentikan perang di Gaza. Namun, ia menekankan masih ada sejumlah poin yang memerlukan kejelasan lebih lanjut, seperti isu penarikan pasukan ‘Israel’ dan pengelolaan Gaza oleh pihak Palestina.

Trump sebelumnya memberi tenggat tiga hingga empat hari bagi Hamas untuk merespons, dengan ancaman situasi akan menjadi ���sangat sulit” jika proposal itu ditolak. Ia juga mengklaim rencananya telah mendapat dukungan ‘Israel’ serta sejumlah negara Arab dan Islam.

Di sisi lain, laporan Axios mengungkap Netanyahu sempat melakukan pertemuan maraton di Washington untuk mengubah beberapa poin penting dalam dokumen itu, terutama terkait penarikan pasukan ‘Israel’. Versi yang direvisi mengaitkan penarikan dengan kemajuan proses pelucutan senjata Hamas, sekaligus memberi Israel hak veto atas implementasinya. Bahkan jika semua tahap dipenuhi, pasukan Israel disebut tetap akan berada di jalur keamanan dalam Gaza hingga “sepenuhnya aman dari ancaman baru,” yang berpotensi berlangsung tanpa batas waktu. Perubahan tersebut menuai kecaman dari pejabat Saudi, Mesir, Yordania, dan Turki.

Sementara itu, perdebatan juga muncul di dalam ‘Israel’. Menlu Gideon Sa’ar menyatakan setiap perubahan terhadap rencana Trump sama saja dengan penolakan. Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir menilai proposal itu penuh celah, berbahaya bagi keamanan Israel, dan tak sejalan dengan tujuan perang pemerintah.

Di tengah tarik ulur diplomasi, seorang pejabat keamanan ‘Israel’ mengatakan kepada media lokal bahwa operasi militer di Gaza justru akan meningkat dalam beberapa hari mendatang. Menurutnya, perluasan operasi bergantung pada tanggapan Hamas terhadap rencana AS, namun jika responsnya negatif, Tel Aviv sudah menyiapkan skenario eskalasi militer. (zarahamala/arrahmah.id)