SWEIDA (Arrahmah.id) — Faksi-faksi lokal Druze di Sweida mengumumkan pembentukan kekuatan militer baru bernama Garda Nasional di bawah kepemimpinan otoritas spiritual Druze, Syekh Hikmat al-Hijri. Dalam kekuatan militer baru ini, seorang eks tokoh penting rezim Bashar Assad menjadi salah satu motor penggerak.
Dilansir Enab Baladi (24/8/2025), tokoh penting rezim Bashar Assad yang bergabung dalam kekuatan militer tersebut adalah Brigadir Jenderal Jihad Ghoutani, komandan artileri divisi 4 yang dipromosikan pada tahun 2019. Dia pernah terlibat dalam banyak pertempuran dari Qusseir hingga Ghouta dan Idlib.
Formasi militer baru ini menyatukan 30 faksi lokal Druze dengan tujuan untuk memperkuat pertahanan dan melindungi wilayah tersebut.
Pengumuman pembentukan kekuatan baru ini disampaikan melalui pernyataan tertulis yang dipublikasikan di halaman Facebook resmi dewan pada Sabtu (23/8).
Dalam pernyataan tersebut ditegaskan bahwa faksi-faksi militer Druze berkomitmen untuk taat pada keputusan para pemimpin agama Druze, yang diwakili oleh al-Hijri, yang mereka gambarkan sebagai perwakilan sah komunitas Druze di Sweida.
Pernyataan ini juga menekankan penggabungan penuh faksi-faksi tersebut ke dalam Garda Nasional sebagai badan militer resmi.
Sejumlah faksi yang antara lain termasuk Pasukan Saif al-Haqq, Pasukan al-Fahd , dan Pasukan al-Uliya.
Dalam sebuah unggahan Facebook, Laith al-Balous, perwakilan wisma Karama, mengatakan bahwa masyarakat provinsi tersebut mengharapkan Hikmat al-Hijri, yang dianggap banyak orang sebagai tokoh panutan.
Hanya saja, menurut Al-Balous, beberapa faksi ini sebelumnya dikenal melakukan penculikan, pencurian, penjarahan, dan pemerasan terhadap perempuan. Ia mencontohkan Pasukan Saif al-Haqq dan Pasukan al-Fahd, dua kelompok ini pernah disebut dekat dengan mantan pejabat rezim Assad, Ali Mamlouk dan Kifah al-Milhem. Selain itu ada juga komandan lokal Raji Falhout yang dituduh melakukan perdagangan narkoba. (hanoum/arrahmah.id)