1. News
  2. Internasional

Dituding Rencanakan Aksi Teror di Mesir, Tokoh IM Ditangkap Otoritas Turki

Hanoum
Kamis, 24 Juli 2025 / 29 Muharram 1447 03:51
Dituding Rencanakan Aksi Teror di Mesir, Tokoh IM Ditangkap Otoritas Turki
Mohamed Abdel Hafiz. [Foto: X]

ISTANBUL (Arrahmah.id) — Mohamed Abdel Hafiz, salah seorang tokoh kelompok Islam Ikhwanul Muslimin (IM), ditahan di Bandara Istanbul pada Senin (21/7/2025) malam oleh pihak keamanan Turki.

Dilansir The National (22/7), Hafiz dituduh mendalangi rencana teroris di Mesir, termasuk pembunuhan jaksa agung Hisham Barakat pada tahun 2016, dan rencana untuk menargetkan pesawat Presiden Abdel Fattah El Sisi pada tahun 2022.

Da juga diduga sebagai dalang kebangkitan Gerakan Hasm di Mesir baru-baru ini, sayap bersenjata Ikhwanul Muslimin yang telah melakukan beberapa serangan terhadap pejabat Mesir.

Kelompok ini tiarap sejak 2019 di tengah tindakan keras terhadap IM. Namun, penangkapan di Turki terjadi sehari setelah Kementerian Dalam Negeri Mesir mengumumkan dugaan rencana Hasm untuk menyerang lembaga sipil dan ekonomi.

Dua militan dan satu warga sipil tewas dalam serangan antiteror oleh Kementerian Dalam Negeri Mesir yang berlangsung pada 7 Juli, tetapi baru diumumkan pada hari Ahad. Kementerian juga membagikan daftar lima pemimpin IM yang tinggal di Turki, termasuk Abdel Hafiz, yang diduga sebagai otak di balik serangan yang digagalkan tersebut.

Penangkapan cepat Hafiz di Turki, yang dikonfirmasi oleh istrinya di halaman Facebook resminya, telah ditafsirkan secara luas sebagai sinyal dari Ankara bahwa mereka menganggap serius rekonsiliasi dengan Mesir. Pernyataan istrinya mengatakan bahwa mereka diberitahu bahwa Hafiz akan diekstradisi ke Mesir.

Rakha Ahmed Hassan, mantan wakil menteri luar negeri dan anggota Dewan Urusan Luar Negeri Mesir saat ini, menyebut penangkapan tersebut sebagai sinyal kuat bahwa Turki tidak ingin ada keraguan atas niatnya terhadap negara-negara tetangga Arabnya dan masalah keamanan nasional mereka.

Perkembangan ini terjadi di tengah pemulihan hubungan baru-baru ini antara Mesir dan Turki, menyusul ketegangan hubungan selama bertahun-tahun, terutama akibat dukungan Ankara terhadap IM. El Sisi melarang organisasi tersebut sebagai organisasi teroris setelah penggulingan mantan presiden Mohamed Morsi, kandidat IM, pada tahun 2013.

“Penangkapan ini menunjukkan bahwa kedua belah pihak memprioritaskan hubungan mereka yang baru. Baik Mesir maupun Turki tidak tertarik untuk kembali pada perselisihan yang terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata Hassan.

Keputusan Turki untuk menangkap Abdel Hafiz merupakan bagian dari perubahan yang lebih luas dalam pendekatannya terhadap IM. Mulai tahun 2022, di tengah kemerosotan ekonomi dan kebutuhan untuk memperbaiki hubungan dengan negara-negara Teluk, Ankara mulai mengurangi dukungannya terhadap IM, kata Hassan.

“Turki telah mengambil langkah-langkah besar untuk membatasi pengaruh dan jangkauan IM,” ujarnya. “Ratusan orang telah dicabut kewarganegaraan Turkinya, dan beberapa tokoh paling terkemuka telah meninggalkan Turki selama beberapa tahun terakhir, dengan banyak tokoh media negara itu kini berada di London dan beberapa kota di Eropa.”

Lebih lanjut, pemulihan hubungan ini berlangsung bertahap, melibatkan beberapa putaran manuver politik yang cerdik, menurut Hassan, yang berarti kedua belah pihak tidak ingin kehilangannya hanya karena “sisa-sisa kekuatan yang dulunya kuat dan tak berarti”.

“Bahkan ketika hubungan politik menegang, perusahaan-perusahaan Turki tetap beroperasi di Mesir. Hubungan perdagangan dan keuangan tetap stabil sejak perjanjian perdagangan bebas 2006,” ujarnya. (hanoum/arrahmah.id)