1. News
  2. Internasional

Dicabut Visa Usai Demo Pro-Palestina di AS, Presiden Kolombia Buka Relawan ke Gaza

Hanoum
Senin, 29 September 2025 / 7 Rabiul akhir 1447 03:45
Dicabut Visa Usai Demo Pro-Palestina di AS, Presiden Kolombia Buka Relawan ke Gaza
Presiden Kolombia Gustavo Petro saar demo pro Palestina di New York, 26 September 2025. [Foto: Reuters]

BOGOTA (Arrahmah.id) — Usai pemerintah Amerika Serikat (AS) mencabut visa Presiden Kolombia Gustavo Petro setelah ikut demo pro-Palestina di New York, Petro mengumumkan pembukaan daftar relawan yang berjuang untuk pembebasan Palestina.

“Mencabut visa karena mengecam genosida menunjukkan AS tidak lagi menghormati hukum internasional,” tulis Petro di X, dikutip dari Al Jazeera (28/9/2025).

Petro kemudian menegaskan kesiapannya untuk berpartisipasi secara pribadi dalam relawan yang bersedia berperang untuk pembebasan Palestina.

Sikap ini menjadi eskalasi diplomatik paling tegas yang pernah diambil Kolombia terhadap ‘Israel’, setelah Petro memutuskan hubungan diplomatik dengan Tel Aviv sebagai bentuk protes atas agresi militer yang ia sebut sebagai genosida terhadap rakyat Palestina.

Dalam pidatonya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pekan lalu, Petro menyerukan agar negara-negara yang menolak genosida bersatu untuk membebaskan Palestina.

“Umat manusia tidak dapat lagi menoleransi genosida di Gaza, bahkan satu hari pun,” tegas Petro di hadapan para pemimpin dunia.

Ia juga menyerukan agar AS dan negara-negara Eropa menolak memberikan kebebasan bergerak kepada Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu dan pihak-pihak lain yang bertanggung jawab atas genosida di Gaza.

“Tentara dari semua negara yang menolak genosida harus bersatu untuk membebaskan Palestina,” ujar Petro, menekankan bahwa diplomasi telah gagal menghentikan pembantaian yang berlangsung di Jalur Gaza.

Petro menegaskan bahwa tidak ada bangsa atau ras yang lebih unggul daripada yang lain.

“Tidak ada ras yang unggul atau umat pilihan Tuhan. Umat pilihan Tuhan adalah seluruh umat manusia. Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan cara yang berbeda dan manusiawi, pertama-tama harus menghentikan genosida di Gaza,” katanya.

Ia menegaskan tekadnya untuk terus bersuara selama roket dan bom ‘Israel’ terus menghantam tubuh anak-anak Palestina setiap detik di Jalur Gaza.

Petro juga menuding mantan Presiden AS, Donald Trump, turut terlibat dalam genosida di Gaza. Ia menyebut bahwa tragedi ini terjadi dengan pengawasan PBB yang berperan sebagai saksi bisu.

“Genosida di masa lalu hanya dikenal dalam konteks Perang Dunia II, yang dilakukan Hitler. Namun kini, Trump tidak lagi bicara tentang kehidupan; ia bicara tentang kematian. Ia membunuh atau berkontribusi pada pembunuhan puluhan ribu manusia,” ungkap Petro.

Ia juga menyoroti kebijakan luar negeri Washington yang disebutnya absurd, dengan menyinggung bagaimana pemuda-pemuda miskin tak bersenjata tewas dalam operasi militer yang diklaim sebagai pemberantasan narkoba di lepas pantai Venezuela.

Langkah berani Presiden Petro ini memperkuat suara internasional, termasuk dari dunia Arab dan sejumlah organisasi kemanusiaan, yang terus menuntut penghentian perang dan blokade Israel di Gaza.

Seruan Petro menambah tekanan moral dan politik kepada komunitas internasional agar tidak lagi berdiam diri atas genosida yang menewaskan puluhan ribu rakyat Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, serta menjerumuskan Gaza ke dalam bencana kemanusiaan paling parah abad ini. (hanoum/arrahmah.id)