GAZA (Arrahmah.id) – Pengacara Gheed Qassem mengunjungi dr. Hussam Abu Safiya, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, yang diculik pasukan ‘Israel’ pada Desember lalu setelah ia menolak meninggalkan pasiennya. Kini ia ditahan di Penjara Ofer, Tepi Barat, bersama keponakannya, Hussam Zaher.
Sang pengacara melaporkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Dr. Abu Safiya dan keponakannya hanya mendapat paparan sinar matahari 30 menit sebulan. Keduanya menderita kudis, bisul, dan infeksi kulit parah. Mereka dipaksa mengenakan pakaian yang sama dan hanya boleh mandi dua menit dalam kesempatan yang sangat jarang.
Masing-masing kehilangan sekitar sepertiga berat badan. Dokter memperingatkan mereka sangat membutuhkan perawatan spesialis kulit serta obat-obatan untuk mengatasi infeksi.
Pada 24 Juni, penjaga penjara ‘Israel’ menyerbu sel dr. Abu Safiya dengan senjata dan pentungan. Ia dipukuli tanpa henti selama 30 menit, terutama di bagian kepala. Sejak itu kondisi kesehatannya menurun drastis.
Sejak penangkapannya, ia telah kehilangan hampir 40 kilogram. Keluarga dan kelompok hak asasi khawatir kondisinya akan semakin memburuk tanpa perawatan medis mendesak.
Dr. Abu Safiya ditahan saat tentara ‘Israel’ menyerbu Rumah Sakit Kamal Adwan pada Desember 2023. Alih-alih diadili, ia dipindahkan dengan menggunakan “Undang-undang Kombatan Ilegal” ‘Israel’, yang memungkinkan penahanan enam bulan tanpa dakwaan, dapat diperpanjang tanpa batas. Kasusnya hanya didasarkan pada berkas intelijen rahasia yang bahkan pengacaranya tidak boleh akses.
Meski mengalami penyiksaan, dr. Abu Safiya menyampaikan pesan keteguhan hati:
“Saya masuk atas nama kemanusiaan, dan saya akan keluar atas nama kemanusiaan. Kami akan tetap bertahan di tanah kami dan terus memberikan layanan kesehatan kepada rakyat, insyaAllah, bahkan dari dalam tenda sekalipun.”
Kelompok hak asasi dan organisasi medis menuntut pembebasannya. Mereka menegaskan, menargetkan dokter merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional.
Bagi Gaza, di mana rumah sakit sudah berada di ambang kehancuran akibat bombardir ‘Israel’, hilangnya dokter-dokter seperti dr. Abu Safiya semakin memperparah krisis. Sejak awal genosida, ‘Israel’ telah membunuh 1.411 tenaga medis dan menculik 362 lainnya. (zarahamala/arrahmah.id)