KABUL (Arrahmah.id) – Kementerian Kesehatan Masyarakat menyatakan, untuk pertama kalinya, telah membuka departemen bedah jantung pediatrik dan hemodialisis di Rumah Sakit Indira Gandhi di Kabul.
Menteri Kesehatan Masyarakat Noor Jalal Jalali menyatakan bahwa pusat tersebut memiliki 50 tempat tidur dan kapasitas untuk melakukan empat operasi bedah per hari.
Jalali menambahkan bahwa di bagian hemodialisis pediatrik, 10 tempat tidur aktif dengan fasilitas memadai telah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak penderita penyakit jantung di negara ini, lansir Tolo News (28/8/2025).
Menteri Jalali mengatakan: “Berdasarkan visi strategis ini, Kementerian Kesehatan Masyarakat sedang berupaya membangun sektor kesehatan, melatih staf, meningkatkan kapasitas, dan melengkapi rumah sakit dengan peralatan medis canggih dan modern. Hari ini, berdasarkan visi ini, kami mengambil langkah besar dalam menangani penyakit jantung anak-anak.”
Menteri Luar Negeri Amir Khan Muttaqi menepis klaim tentang kurangnya layanan kesehatan di negara tersebut, menyebutnya jauh dari kenyataan. Ia juga mendesak negara-negara dan organisasi internasional untuk mendukung rencana pembangunan di sektor kesehatan secara finansial.
Muttaqi menyatakan pada upacara pembukaan: “Kami meminta lembaga, institusi, dan negara-negara bantuan internasional untuk tidak mencampuradukkan isu kemanusiaan dengan politik. Upaya harus dilakukan untuk mengubah bantuan menjadi dukungan pembangunan guna memperkuat infrastruktur di sini.”
Sementara itu, Wakil Menteri Pelayanan Kesehatan menekankan bahwa dengan dimulainya operasi jantung di negara ini, semua permasalahan warga di bidang ini akan teratasi.
Abdul Wali Haqqani mengatakan: “Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, ribuan keluarga harus bepergian ke luar negeri untuk menjalani operasi jantung anak-anak mereka. Banyak dari mereka tidak mampu membayar perawatan karena kesulitan keuangan, dan anak-anak mereka menjadi korban kurangnya perawatan medis.”
Wahdat Alokozai, Direktur Pengobatan Kuratif di Kementerian Kesehatan, mengatakan: “Sayangnya, layanan hemodialisis tidak tersedia di mana pun di Afghanistan, bahkan di sektor swasta. Itulah sebabnya orang-orang terpaksa berobat ke luar negeri. Masalah ini sekarang akan teratasi.”
Pejabat Kementerian memastikan bahwa departemen ini diluncurkan berdasarkan kebijakan pengembangan sistem kesehatan dan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pusat kesehatan di seluruh negeri, dengan upaya yang sedang dilakukan untuk memperluas layanan ini ke provinsi-provinsi lain.
Hal ini terjadi setelah perwakilan WHO di Afghanistan menyatakan keprihatinannya tahun lalu bahwa 30% penduduk tidak memiliki akses ke layanan kesehatan. (haninmazaya/arrahmah.id)