1. News
  2. Internasional

Dari Tangier Hingga London, Gelombang Demonstrasi di Dunia Desak Hentikan Genosida ‘Israel’

Zarah Amala
Diperbaru: Senin, 11 Agustus 2025 / 17 Safar 1447 09:45
Dari Tangier Hingga London, Gelombang Demonstrasi di Dunia Desak Hentikan Genosida ‘Israel’
Ratusan orang ditangkap di London dalam protes pro-Palestina. (Foto: via media sosial, @NidaKirmani X Page)

GAZA (Arrahmah.id) – Kota-kota besar di dunia Arab dan Barat diguncang demonstrasi besar-besaran yang menuntut diakhirinya perang pemusnahan ‘Israel’ terhadap rakyat Palestina di Gaza, serta mendesak masuknya bantuan kemanusiaan segera bagi penduduk yang terkepung.

Di Tangier, Maroko utara, ribuan orang turun ke jalan pada Sabtu malam (9/8/2025) mendukung perjuangan Palestina dan menolak kebijakan ‘Israel’ yang dianggap memicu pengusiran paksa dan kelaparan, lapor Al Jazeera. Massa meneriakkan slogan seperti, “Rakyat ingin membebaskan Palestina,” “Rakyat merdeka di mana pun: tidak untuk Zionis, tidak untuk Amerika,” dan “Palestina melawan”, sambil mengecam kegagalan komunitas internasional menghentikan genosida yang sedang berlangsung di Gaza.

Di Agadir di selatan Maroko, aksi digelar di bawah slogan “Gaza… kelaparan lebih mematikan dari peluru… Amerika adalah musuh umat Islam dan pendukung Zionisme.” Menurut Al Jazeera, aksi ini diselenggarakan oleh Inisiatif Maroko untuk Dukungan dan Advokasi, diikuti puluhan aktivis HAM dan warga. Seruan yang terdengar antara lain: “Kami takkan lupa, Palestina dan Al-Aqsha,” “Malu kalian, Gaza sedang dihancurkan,” dan “Gaza terkepung.”

Di Tunisia, ratusan orang dari Armada Keteguhan dan Asosiasi Pendukung Palestina berkumpul pada Sabtu malam (9/8) di depan Teater Kota, mengangkat slogan yang mengecam genosida, pengepungan, dan kelaparan di Gaza.

Protes di Berbagai Penjuru Dunia

Di Istanbul, Turki, ribuan orang mengikuti pawai bertajuk “Jadilah Harapan untuk Gaza” yang diorganisir Platform Dukungan Palestina, koalisi 15 organisasi masyarakat sipil, untuk menarik perhatian dunia pada kejahatan Israel. Massa menyerukan “Israel pembunuh, enyah dari Palestina” dan “Anak-anak Gaza menunggu kita.”

Di Amsterdam, Belanda, ribuan demonstran mendesak pemerintah menjatuhkan sanksi terhadap ‘Israel’ serta memutus hubungan politik dan militer. Mereka bersumpah akan terus turun ke jalan dan beraksi di depan fasilitas militer hingga tuntutan mereka dipenuhi.

Di Stockholm, Swedia, massa menuntut gencatan senjata segera, mengecam kebijakan kelaparan ‘Israel’, serta rencana menguasai dan mengosongkan Gaza. Mereka juga menyerukan pemerintah Barat menjatuhkan sanksi, mengakui negara Palestina yang berdaulat penuh, mengadili pejabat politik dan militer ‘Israel’, serta memperkuat gerakan boikot.

Di Jenewa, Swiss, ribuan orang berkumpul di English Garden sebelum berpawai keliling kota sambil mengibarkan bendera Palestina, meneriakkan slogan dalam bahasa Inggris, Prancis, dan Arab, serta menabuh panci kosong untuk melambangkan kelaparan di Gaza. Mereka menyerukan boikot ‘Israel’ dan mengkritik pemerintah Swiss yang dianggap “berkolaborasi dengan ‘Israel’.”

Di Berlin, Jerman, ratusan orang membawa poster bertuliskan “Hentikan genosida di Jalur Gaza”, “Kebebasan untuk Palestina”, dan “Hentikan kelaparan Gaza.”

Di Oslo, Norwegia, massa menuntut diakhirinya perang dan percepatan distribusi bantuan kemanusiaan.

Di Cile, ratusan orang mengikuti aksi Empty Pots untuk mengecam kebijakan kelaparan ‘Israel’.

Penangkapan Massal di London

Di London, Inggris, polisi menangkap lebih dari 400 orang pada Sabtu (9/8) saat unjuk rasa mendukung kelompok Palestine Action, yang dilarang pada Juli lalu berdasarkan undang-undang anti-terorisme. Polisi membubarkan massa yang membawa poster bertuliskan “Saya menentang genosida dan saya mendukung Palestine Action.” Pihak berwenang menyebut ini sebagai jumlah penangkapan terbanyak dalam satu aksi protes di ibu kota.

Palestine Action, yang berdiri pada 2020, dikenal dengan aksi langsung menghentikan operasi perusahaan yang memasok ‘Israel’, termasuk mengganggu produksi di pabrik drone Elbit Systems di Bristol.

Dengan dukungan Amerika Serikat, ‘Israel’ telah melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, melalui pembunuhan massal, kelaparan, penghancuran, dan pengusiran paksa, mengabaikan seruan internasional dan perintah Mahkamah Internasional untuk menghentikannya. Perang ini telah menewaskan 61.369 warga Palestina, melukai 152.862 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, meninggalkan lebih dari 9.000 orang hilang, serta memicu kelaparan yang telah merenggut banyak nyawa. (zarahamala/arrahmah.id)