JAKARTA (Arrahmah id) – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, menegaskan pihaknya telah merekomendasikan kepada Badan Gizi Nasional (BGN) untuk tidak menggunakan sementara ompreng impor dari China dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Hal ini dilakukan karena proses analisis laboratorium terhadap wadah tersebut masih berlangsung.
“Pastilah, kita uji, wadahnya jangan dulu digunakan. Kita sudah usulkan semuanya itu ke BGN, dan saya kira sudah ditindaklanjuti. Jadi tidak usah ragu,” kata Taruna usai rapat dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Taruna menjelaskan pihaknya telah menerima sampel ompreng untuk diuji di Balai Besar Jakarta, khususnya di pusat pengujian obat dan makanan.
Uji yang dilakukan meliputi swab test hingga analisis mendalam pada dua model wadah.
“Pengujiannya lagi on progress. Kalau hasilnya positif, kita umumkan positif. Kalau negatif, kita umumkan negatif,” jelasnya.
Seperti diketahui, polemik ini mencuat setelah laporan investigasi Indonesia Business Post (IBP) yang menemukan 30-40 pabrik di Chaoshan, Provinsi Guangdong, China, memproduksi ompreng makanan untuk pasar global.
Salah satunya diduga masuk ke Indonesia untuk program MBG.
Dalam laporan itu, disebutkan adanya dugaan pemalsuan label “Made in Indonesia” dan logo SNI pada nampan tersebut.
Ompreng berbahan tipe 201 juga dikhawatirkan memiliki kandungan mangan tinggi yang berbahaya jika digunakan untuk makanan asam.
Tak hanya itu, investigasi IBP juga mengindikasikan kemungkinan penggunaan minyak babi (lard) dalam proses produksi, baik pada bahan tipe 201 maupun 304.
Dengan adanya temuan tersebut, BPOM memastikan hasil pengujian akan diumumkan secara transparan kepada publik.
(ameera/arrahmah.id)