TEL AVIV (Arrahmah.id) – Menteri Keamanan Nasional ‘Israel’, Itamar Ben Gvir, mengancam tahanan politik Palestina Marwan Barghouti setelah menerobos masuk ke selnya, memicu keterkejutan keluarganya atas perubahan drastis penampilannya serta kekhawatiran serius terhadap keselamatannya.
Ben Gvir mengatakan kepada Barghouti bahwa ia akan “melenyapkan siapa pun yang mengacau dengan rakyat ‘Israel’,” sambil menambahkan, “Kalian tidak akan menang, dan kalian harus menyadarinya.”
Peristiwa ini terjadi dalam rangkaian kebijakan provokatif sang menteri sayap kanan ekstrem, sehari setelah Kepala Staf Angkatan Darat ‘Israel’, Eyal Zamir, menyetujui konsep utama rencana untuk kembali menguasai penuh Jalur Gaza. Rencana itu mencakup serangan ke wilayah Zeitoun di tenggara Kota Gaza yang telah dimulai pada Selasa lalu (12/8/2025).
Channel 7 Israel melaporkan bahwa Ben Gvir mendatangi blok isolasi tempat Barghouti dikurung sendirian. Di sana, ia berkata, “Siapa yang membunuh anak-anak atau perempuan kami, akan kami hapus dari muka bumi. Kalian tidak akan menang melawan kami.”
Kanal tersebut juga menyiarkan rekaman video kunjungan provokatif Ben Gvir. Dalam video, Barghouti tampak dengan tubuh yang sangat kurus, kondisi kesehatan memburuk, dan wajah pucat. Disebutkan pula bahwa tujuan kunjungan Ben Gvir adalah untuk memantau penerapan kebijakan pengetatan kondisi tahanan Palestina.
Sejak Ben Gvir menjabat sebagai Menteri Keamanan Nasional pada akhir 2022, kondisi para tahanan Palestina di penjara ‘Israel’ memburuk drastis. Berat badan mereka banyak yang turun tajam akibat kebijakan yang diberlakukan. Pada 17 Juli lalu, Ben Gvir bahkan berbangga diri telah “membuat para tahanan kelaparan” saat hadir di Mahkamah Agung untuk sidang gugatan Lembaga Hak Sipil ‘Israel’ terkait kondisi hidup mereka di penjara.
Marwan Barghouti sendiri adalah salah satu tokoh paling menonjol dalam gerakan tahanan Palestina di penjara ‘Israel’. Ia ditangkap pada April 2002 dan dijatuhi hukuman lima kali penjara seumur hidup plus 40 tahun atas tuduhan bertanggung jawab atas operasi bersenjata yang dilakukan kelompok bersenjata terkait Fatah, yang menyebabkan kematian dan luka pada warga ‘Israel’.
Keluarga Terkejut dan Khawatir
Keluarga Barghouti menyatakan terkejut dengan perubahan drastis pada wajahnya, serta tanda-tanda kelelahan dan kelaparan yang dialaminya, sama seperti tahanan Palestina lainnya. Mereka menyampaikan kekhawatiran mendalam terhadap nyawanya.
Ketua Otoritas Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina, Raed Abu al-Hummus, juga menyatakan keprihatinan terhadap keselamatan Barghouti setelah Ben Gvir menerobos masuk ke selnya dan mengucapkan ancaman terbuka, tindakan yang menurutnya melampaui semua batas.
Abu al-Hummus menegaskan bahwa apa yang diucapkan dan cara Ben Gvir menyampaikannya menjadi indikasi jelas akan niat jahat yang disembunyikan menteri rasis tersebut. Ia menggambarkan Ben Gvir sebagai sosok yang kerap menyiksa tahanan di depan kamera dan sarat kebencian. “Berani menyasar pemimpin sebesar Abu al-Qassam (julukan Barghouti) berarti melanggar semua garis merah,” ujarnya.
Ia menyerukan rakyat Palestina untuk membela Abu al-Qassam dan menghormati pengorbanannya.
Kecaman Palestina
Setelah rekaman kunjungan tersebut tersebar, berbagai pihak Palestina melontarkan kecaman. Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut tindakan Ben Gvir sebagai “provokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya” dan bentuk “terorisme negara yang terorganisir.”
Sementara itu, Hussein al-Sheikh, Wakil Presiden Otoritas Palestina, menyebut ancaman Ben Gvir terhadap Barghouti di dalam penjara sebagai “puncak teror psikologis, moral, dan fisik.” (zarahamala/arrahmah.id)