GAZA (Arrahmah.id) – Armada Keteguhan Global (Global Resilience Fleet) pada Kamis (4/9/2025) mengumumkan bahwa organisasi kemanusiaan Italia Emergency akan mengirim kapal penyelamatnya, Life Support, untuk bergabung dengan armada internasional yang berlayar menuju Jalur Gaza.
Dalam keterangan di X, pihak armada menyatakan:
“Organisasi darurat Italia Emergency akan mengirim kapal penyelamat Life Support, sepanjang 51 meter, untuk ikut serta dalam armada menuju Gaza.”
Biasanya, kapal ini digunakan dalam misi penyelamatan migran di Laut Mediterania. Namun kali ini, kapal tersebut akan berfungsi sebagai dukungan medis dan logistik bagi misi kemanusiaan ke Gaza.
Dengan bergabungnya Life Support, kini armada terdiri dari puluhan kapal dan ratusan relawan dari 44 negara. Di antara mereka ada aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg.
Sebelumnya pada hari yang sama, Armada Keteguhan Global juga mengumumkan bahwa Mandla Mandela, cucu mendiang Nelson Mandela, ikut serta dalam konvoi tersebut.
Armada ini sudah memasuki hari keempat pelayaran di Laut Tengah, setelah sekitar 20 kapal berangkat dari Pelabuhan Barcelona, Spanyol, pada Ahad lalu (31/8). Sehari kemudian, konvoi lain menyusul dari Pelabuhan Genoa, Italia. Mereka dijadwalkan bertemu dengan konvoi tambahan yang akan berangkat dari Tunisia pada Minggu mendatang, sebelum melanjutkan pelayaran bersama menuju Gaza.
Armada ini terdiri dari gabungan Freedom Flotilla Coalition, Global Gaza Movement, Convoy of Resilience, dan organisasi Malaysia Samudra Nusantara Resilience.
‘Israel’ telah mengepung Gaza selama 18 tahun. Kini, sekitar 1,5 juta dari total 2,2 juta penduduk Gaza kehilangan tempat tinggal akibat hancurnya rumah-rumah mereka dalam perang genosida.
Sejak 2 Maret lalu, ‘Israel’ menutup rapat seluruh jalur masuk ke Gaza, melarang makanan, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan, meski ribuan truk bantuan menumpuk di perbatasan.
Dengan dukungan penuh Amerika Serikat, ‘Israel’ melancarkan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Hingga kini, serangan itu telah menewaskan lebih dari 64.231 orang, melukai 161.583 lainnya, mayoritas anak-anak dan perempuan, serta menyebabkan ribuan orang hilang, ratusan ribu mengungsi, dan kelaparan yang merenggut nyawa 370 warga, termasuk 131 anak-anak. (zarahamala/arrahmah.id)