1. News
  2. Internasional

Anggap ISIS di Irak Bukan Lagi Ancaman, AS Pindahkan Pasukan ke Suriah

Hanoum
Kamis, 2 Oktober 2025 / 10 Rabiul akhir 1447 03:35
Anggap ISIS di Irak Bukan Lagi Ancaman, AS Pindahkan Pasukan ke Suriah
Pasukan Baret Hijau menembakkan senapan mesin kaliber 50 yang terpasang pada Stasiun Senjata Jarak Jauh Bersama (RCS) dari Kendaraan Pasukan Khusus M-ATV selama latihan kesiapan di dekat Garnisun At-Tanf, Suriah, 12 April 2020. [Foto: Angkatan Darat AS oleh Sersan Staf William Howard]

BAGHDAD (Arrahmah.id) — Dalam pernyataaannya pada Selasa (30/9/2025), Pentagon kembali berkomitmen untuk mengurangi misi militernya di Irak. Hal tersebut terjadi karena Pentagon menilai kelompok militan Islamic State (ISIS) bukan lagi ancaman besar di sana.

Amerika Serikat menilai militer Irak mampu saat ini untuk memberantas ISIS tanpa bantuan mereka lagi.

Berdasarkan rencana tersebut, seperti dilansir The Arab Weekly (1/10), AS dan sekutu koalisinya akan berfokus pada pemberantasan sisa-sisa ISIS di Suriah. Pengalihan fokus ini termasuk memindahkan sebagian besar personel mereka ke wilayah Kurdistan Irak, kata pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim.

AS memiliki sekitar 2.500 tentara di Irak pada awal tahun 2025 dan lebih dari 900 tentara di negara tetangga Suriah sebagai bagian dari koalisi internasional yang dibentuk pada tahun 2014 untuk memerangi ISIS yang mendirikan kehilafahan di wilayah kedua negara.

Setelah transisi selesai, jumlah total pasukan AS di Irak akan berjumlah kurang dari 2.000, dan mayoritas dari mereka akan berada di Erbil, kata pejabat itu. Jumlah akhir belum ditentukan, tambah pejabat itu, tanpa memberikan tenggat waktu.

Pasukan AS yang tersisa di Baghdad akan fokus pada isu-isu kerja sama keamanan bilateral yang normal, bukan perang melawan ISIS.

“ISIS tidak lagi menjadi ancaman berkelanjutan bagi pemerintah Irak atau bagi AS di wilayah Irak. Ini adalah pencapaian besar yang memungkinkan kita untuk bertransisi secara lebih bertanggung jawab ke Irak yang memimpin upaya keamanan di negara mereka sendiri,” kata seorang pejabat senior pertahanan.

Kesepakatan ini merupakan dorongan bagi pemerintah di Baghdad, yang telah lama khawatir bahwa pasukan AS dapat menjadi magnet ketidakstabilan, yang sering menjadi sasaran kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Iran.

Tahun lalu, AS sepakat dengan Irak untuk meninggalkan pangkalan udara Ain al-Asad di provinsi Anbar barat dan menyerahkannya kepada Irak. Pejabat AS tersebut mengatakan bahwa transisi masih “sedang berlangsung,” dan menolak memberikan informasi lebih lanjut.

Meskipun pemerintahan Trump juga telah menguraikan rencana penarikan pasukan di Suriah, pejabat tersebut mengatakan bahwa hal itu didasarkan pada kondisi tertentu dan “kita masih berada dalam semacam situasi status quo” saat ini.

AS prihatin dengan keberadaan pejuang ISIS yang terus-menerus di Suriah, dan risiko bahwa ribuan orang yang ditahan di penjara dapat dibebaskan. (hanoum/arrahmah.id)