DOHA (Arrahmah.id) — Jaringan media Al Jazeera menggelar aksi solidaritas mengecam pembunuhan yang dilakukan oleh penjajah “Israel” terhadap tim liputannya di Gaza, yang terdiri dari dua koresponden, Anas asy-Syarif dan Muhammad Qurayqa, serta dua juru kamera, Ibrahim Zhahir dan Muhammad Naufal.
Para peserta aksi menuntut agar para pelaku diadili, menegaskan bahwa “jurnalisme bukanlah kejahatan”, dan berikrar akan terus memberitakan perang genosida “Israel” di Gaza dengan penuh profesionalisme.
Dalam aksi tersebut, Direktur Pemberitaan Al Jazeera, Asif Hamidi, menegaskan bahwa tragedi gugurnya keempat syuhada jurnalis itu “akan melahirkan tekad, keteguhan, dan langkah maju untuk terus menyampaikan fakta-fakta.”
Ia menambahkan, sebagaimana pembunuhan para nabi tidak menghalangi tersebarnya risalah, maka pembunuhan jurnalis pun tidak akan menghalangi tersebarnya kebenaran.
Dari Gaza, di depan tenda tempat para jurnalis itu syahid, koresponden Al Jazeera Mu’min asy-Syarafi turut berpartisipasi dalam aksi, menegaskan bahwa “liputan akan terus berlanjut meski ada pembunuhan dan ancaman yang terus-menerus.” Ia berjanji kepada rekan-rekannya yang telah gugur bahwa “suara dan gambar kami akan tetap hidup hingga detak jantung terakhir kami.”
Aksi ini juga dihadiri oleh Pelapor Khusus PBB untuk promosi dan perlindungan hak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi, Irene Khan, yang menyatakan kebanggaannya terhadap apa yang telah dilakukan Anas asy-Syarif dan rekan-rekannya, serta para jurnalis Al Jazeera di seluruh dunia demi menyampaikan kebenaran kepada publik.
Khan menuturkan bahwa pada Senin (11/8) ia mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan kemarahan penuhnya atas tindakan tentara penjajah “Israel” yang sebelumnya telah melancarkan kampanye fitnah terhadap Anas sebelum pembunuhannya, yang disebutnya sebagai “upaya menutup mata dunia yang berada di Gaza.”
Ia mengaitkan “pembantaian ‘Israel’ terhadap jurnalis” dengan pengumuman niatnya untuk menduduki Gaza beberapa hari sebelumnya, dan menyebut hal itu sebagai upaya membungkam kebenaran sejak awal.
Sebelumnya, Al Jazeera mengecam keras pembunuhan para korespondennya Anas asy-Syarif dan Muhammad Qurayqa, serta juru kamera Ibrahim Zhahir dan Muhammad Naufal, oleh tentara penjajah “Israel”.
Jaringan media itu menegaskan bahwa perintah untuk membunuh Anas asy-Syarif, salah satu jurnalis paling berani di Gaza, dan rekan-rekannya adalah upaya putus asa untuk membungkam suara-suara kebenaran menjelang rencana pendudukan Gaza.
Al Jazeera menegaskan pihaknya memegang tentara penjajah “Israel” dan pemerintahannya sebagai pihak yang bertanggung jawab penuh atas pembunuhan tersebut, setelah berulang kali para pejabat dan juru bicara militer “Israel” melontarkan hasutan dan seruan untuk menargetkan jurnalis pemberani itu dan rekan-rekannya.
Jaringan media itu menyeru komunitas internasional dan seluruh organisasi terkait untuk mengambil langkah tegas menghentikan genosida yang terus berlangsung, serta mengakhiri penargetan terencana terhadap jurnalis.
Al Jazeera menegaskan bahwa impunitas dan kegagalan menghukum para pelaku hanya akan membuat “Israel” semakin berani menindas para saksi kebenaran.
(Samirmusa/arrahmah.id)