KABUL (Arrahmah.id) – Direktorat Jenderal Badan Usaha Milik Negara Imarah Islam Afghanistan (IIA), dalam laporan tahunannya, mengumumkan peningkatan investasi dan perluasan kegiatan ekonomi yang signifikan selama setahun terakhir.
Menurut para pejabat, direktorat ini, yang mengelola dan mengawasi 44 perusahaan milik negara, telah berupaya menarik investor domestik dan asing, yang menghasilkan investasi lebih dari 20 miliar Afghanis, lansir Tolo News (30/7/2025).
Ahmad Jan Bilal, Direktur Jenderal Badan Usaha Milik Negara, mengatakan: “Untuk menarik sektor swasta ke perusahaan milik negara, 50 peluang investasi telah diidentifikasi. Peluang-peluang ini telah diidentifikasi untuk memfasilitasi proses investasi, dan perencanaan terperinci untuk peluang-peluang tersebut sedang dilakukan.”
Ia menambahkan bahwa pada tahun lalu, 23 kontrak kemitraan dengan sektor swasta telah difinalisasi atau sedang dalam proses implementasi. Berdasarkan kontrak-kontrak ini, sektor swasta berinvestasi sekitar 22 miliar Afghanis.
Selain itu, proses valuasi untuk 14 perusahaan milik negara telah selesai, dengan total nilai diperkirakan mencapai 121 miliar Afghanis.
Direktur Jenderal lebih lanjut menyatakan: “Proyek-proyek ini telah dimulai atau masih dalam tahap kontrak. Berbagai tahapan telah diselesaikan, dan sebagai hasil dari investasi ini, perusahaan-perusahaan milik negara diperkirakan akan menghasilkan pendapatan sekitar 32 miliar Afghanis dalam waktu dekat.”
Di sektor energi, pimpinan Breshna Company mengumumkan bahwa tahun lalu, kontrak telah ditandatangani untuk memproduksi lebih dari 600 megawatt listrik rumah tangga senilai hampir 600 juta dolar.
Abdul Bari Omar, pimpinan Breshna Company, mengatakan: “Dalam satu hingga dua tahun ke depan, kondisi kami saat ini, Insya Allah, akan membaik hingga 80 persen. Dengan jaringan yang ada, kami dapat memenuhi kebutuhan listrik sepenuhnya. Namun, masih ada daerah yang belum teraliri listrik, dan jaringan kami terus berkembang setiap hari.”
Sementara itu, Perusahaan Minyak dan Gas telah mengumumkan rencana baru untuk ekstraksi dan pemanfaatan sumber daya minyak dan gas negara.
Mohammad Nasir Rahimi, Direktur Eksekutif Perusahaan Minyak dan Gas, juga menyatakan: “Saat ini, produksi minyak dalam negeri berkisar antara 600 hingga 700 ton per hari, tetapi jumlah ini tidak tetap. Upaya peningkatan produksi terus dilakukan, dan dalam waktu dekat, angka ini akan meningkat seiring dengan pengeboran sumur-sumur baru yang belum beroperasi. Setelah sumur-sumur ini mulai digunakan, tentu saja, produksi akan meningkat.”
Pencapaian ini diumumkan seiring dengan upaya Imarah Islam Afghanistan yang telah mengidentifikasi penguatan sektor swasta, pengembangan proyek-proyek pertanian dan komersial, serta pemanfaatan sumber daya dalam negeri secara efektif sebagai prioritas ekonominya. (haninmazaya/arrahmah.id)