GAZA (Arrahmah.id) – Kantor media pemerintah di Jalur Gaza mengumumkan kembalinya 300.000 warga Palestina yang mengungsi ke wilayah utara sejak Senin pagi (27/1/2025) setelah mereka diizinkan menyeberang berdasarkan perjanjian gencatan senjata.
Kantor tersebut menjelaskan bahwa 300.000 orang pengungsi kembali dari wilayah selatan dan tengah ke wilayah Kota Gaza dan utara melalui Jalan Rashid (barat) dan Jalan Salah al-Din (timur), setelah 15 bulan diusir dari tanah mereka.
Pada Ahad malam (26/1), tentara pendudukan mengumumkan bahwa mereka akan mengizinkan warga Palestina untuk kembali dengan berjalan kaki ke Jalur Gaza utara melalui Jalan Netzarim (tengah) dan melalui Jalan Rashid, sementara kendaraan akan diizinkan untuk melakukan perjalanan ke Jalur Gaza utara setelah pemeriksaan melalui Salah al-Din.
Setelah ragu-ragu, tentara ‘Israel’ pagi kemarin (27/1) akhirnya menyingkirkan penghalang yang telah didirikannya di Koridor Netzarim di pusat Jalur Gaza, yang telah memisahkan Jalur Gaza utara dari bagian lainnya sejak Oktober 2023.
Gaza Government: Today, more than 300,000 displaced Palestinians returned from the southern and central provinces to northern Gaza via Al-Rashid and Salah Al-Din streets, 470 days after the genocide perpetrated by the Zionist occupation army.#zelena pic.twitter.com/dUX7v77KvF
— حسين القحوم (@hsyngh5) January 27, 2025
Pemandangan kembalinya warga Palestina yang mengungsi ke utara memicu kemarahan di ‘Israel’, sebagaimana Channel 12 ‘Israel’ memberi judul berita utamanya dengan mengatakan bahwa warga Palestina yang mengungsi merayakan penghinaan terhadap ‘Israel’.
Pada 19 Januari, gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan antara Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan ‘Israel’ mulai berlaku. Tahap pertama akan berlangsung selama 42 hari, di mana negosiasi akan dimulai untuk memulai tahap kedua dan kemudian tahap ketiga, yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat. (zarahamala/arrahmah.id)